CETAK UANG YOK!! gabung ke ling kami kerja sambil online klik link di atas

Jumaat, 16 Disember 2011

Kesepakatan untuk mengakhiri pemogokan Freeport Indonesia



Pekerja setuju untuk membayar naik jauh dari tuntutan mereka, mengakhiri pemogokan tiga-bulan selama sembilan pekerja tewas.


Sebuah kesepakatan upah telah dicapai untuk mengakhiri pemogokan tiga-bulan di emas dan tembaga raksasa di Indonesia dimiliki oleh perusahaan AS Freeport-McMoRan, serikat pekerja mengatakan.

"Freeport dan serikat pekerja telah sepakat untuk meningkat sebesar 37 persen, namun kita masih menunggu untuk itu resmi dibuat dalam beberapa hari mendatang," kata Juli Parorrongan, juru bicara serikat pekerja, kantor berita AFP, Rabu.

"Ini akan dibayar lebih dari dua tahun, dimulai dengan 24 persen peningkatan Jika semua berjalan seperti yang direncanakan, kami akan kembali bekerja pada hari Sabtu.."

Kenaikan jatuh jauh dari tuntutan awal pekerja dari emas dunia yang paling menguntungkan dan tembaga. Mereka mendapatkan rata-rata $ 1,50 per jam, dan sedang mencari kenaikan gaji 300 persen.

Para pekerja mengaku terendah-bayar karyawan Freeport di dunia, termasuk yang di tambang di Afrika dan Amerika Selatan.

Sekitar 8.000 dari 23.000 pekerja Freeport di Indonesia yang telah Provinsi Papua melakukan pemogokan sejak September 15, melumpuhkan produksi di tambang Grasberg, yang memegang emas terbesar di dunia dan terbesar kedua cadangan tembaga.

Strikers ditembak

Pemogokan itu dipenuhi oleh kekerasan, dan total sembilan orang telah tewas sejak pemogokan dimulai. Beberapa pekerja yang mogok ditembak oleh polisi selama protes.

Pemogokan adalah salah satu dari gelombang aksi industri di ekonomi terbesar di Asia Tenggara, di mana biaya hidup yang meningkat dan kelas menengah yang sedang berkembang adalah menuntut bagian lebih besar dari keberhasilan ekonomi bangsa.



Aksi di Grasberg memicu serentetan kekerasan, dengan setidaknya delapan orang tewas dalam penyergapan serangan dan bentrokan dengan polisi di provinsi bergolak sudah.

Pemogokan telah memangkas produksi sebesar 50 persen, mendorong perusahaan pada bulan Oktober untuk menyatakan force majeure - sebuah deklarasi hukum keadaan yang luar biasa memungkinkan untuk menghindari kewajiban atas perintah yang ada - karena tidak dapat mengirimkan pengiriman ke beberapa pelanggan.

Freeport memiliki sejarah kontroversial di Papua Barat, yang dimulai pada 1960-an, ketika Indonesia menganeksasi wilayah itu.

Indonesia secara resmi mengambil alih Papua pada tahun 1969, tetapi memberi kontrak Freeport untuk Papua sebelumnya. Untuk alasan ini, aktivis pro-kemerdekaan melihat perusahaan sebagai terlibat dalam pendudukan tanah air mereka.
Source:
Al Jazeera and agencies

0 comments:

Catat Ulasan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog